Minggu, 30 Desember 2012

BUMI KU YANG SEMAKIN KOTOR


BUMI KU YANG SEMAKIN KOTOR
Saat jiwa merasuki raga, saat mata membuka dunia, saat kita berjalan jauh dan kembali ke dunia nyata dan saat hidup di awali dengan keluhan-keluhan kecil yang membuat kita sulit bangkit dalam keadaan yang terlelap disisi lain kicauan burung seakan mengajak untuk bernyanyi.
Secangkir teh hangat hadir di depanku tidak lupa ditemani sepiring roti yang siap kulahap kapanpun ku mau. Langit yang biru dan udara yang sangat sejuk belum tercampur oleh kotoran-kotoran knalpot yang selalu mengotori alam ini seolah menjadi santapan raga yang banyak mengandung kekutan positive didalamnya.
Tak puas aku berdiri menikmati indahnya langit biru dan udara yang sejuk tak lama kemudian sumber kotoran bermunculan dan seenaknya merusak dunia yang telah dijaga oleh para nenek kakek moyang kita
Berfikir sejenak menyesali keadaan yang telah terjadi kita seolah-olah hidup dihamparan kotoran-kotoran yang sangat menjijikan yang dihasilkan oleh banyaknya mesin sampah yang menurut mereka berteknologi tinggi.
Apakah mereka tidak sadar atau meraka hanya ingin disebut orang hebat setelah menciptakan alat transfortasi untuk memudahkan kinerja manusia tanpa memikirkan akibat jangka panjangnya.?
Bumi kita semakin keropos, bumi kita semakin rapuh dan tua, bumi kita semakin terabaikan oleh tingkah laku manusia yang egois, hanya waktu yang bisa menjelaskan semua, hanya waktu yang akan menghentikan semua dan hanya waktu lah yang akan menyadarkan orang-orang egois seperti kita ini. Mungkin tidak sekarang, mungkin tidak nanti, tapi besok lusa pasti akan terjadi dan kita semua akan menyaksikan bencana terdahsyat dari apa yang telah kita lakukan di dunia ini.
Pesan utama dari sang penulis adalah “jaga bumi ini seakan kita menjaga diri kita, rawat bumi ini seakan kita merawat diri kita. Hilangkan semua harapan yang akan menghancurkan dunia dan peka terhadap bencana yang terjadi, yakinlah bencana bukan sahabat kita namun ia akan terus menemani kita kapanpun dan dimanapun”

Do Not Underestimate The Disaster..!!

0 komentar:

Posting Komentar